Ruang Teduh Lestari: Analisis Kebutuhan dan Perencanaan RTH Berbasis Green Shade di...

28 Juli 2025
Administrator
Dibaca 20 Kali
Ruang Teduh Lestari: Analisis Kebutuhan dan Perencanaan RTH Berbasis Green Shade di...

Tim KKN-PPM UGM Periode 2 2025-YO067 (Fitriana Dwi Rahayu & Khansa Fauziah Rachman)

Tebing Breksi merupakan salah satu tempat wisata alam terbuka berbasis geologi dan budaya dengan intensitas cahaya tinggi yang terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Hal ini menyebabkan cuaca panas yang sangat terasa oleh pengunjung. Seiring dengan meningkatnya aktivitas wisata dan pembangunan infrastruktur, kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi penting untuk menjaga keseimbangan ekologi, kenyamanan pengunjung.

Di Tebing Breksi, pengembangan dan pengelolaan RTH memiliki tantangan tersendiri karena harus mempertimbangkan aspek geologi dan konservasi alam. Intensitas cahaya yang tinggi di Tebing Breksi memerlukan adanya vegetasi peneduh. Vetegasi peneduh adalah tanaman yang memiliki tajuk lebar sehingga dapat melindungi area dibawahnya dari intensitas cahaya matahari tinggi (Amin, 2015). Pohon dengan karakteristik tumbuh besar dengan tajuk yang luas dapat memproduksi oksigen yang besar sehingga kualitas udara disekitar menjadi lebih meningkat. Hal ini akan menurunkan suhu permukaan tanah dan menyejukkan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pemilihan jenis harus memperhatikan arsitektur pohon yang sesuai dengan fungsi pohon dan perawatan dari pohon tersebut. Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisis vegetasi peneduh dan vegetasi peneduh bagian area parkir motor hingga kolam bawah Tebing Breksi.

    Penilaian ruang terbuka hijau sangat penting dilakukan untuk memastikan fungsi ekologis, estetika, dan sosial dari ruang hijau dapat berjalan secara berkelanjutan. Salah satu bentuk penilaian ruang terbuka hijau yaitu analisis kondisi kesehatan pada pohon, tingkat kepadatan tanaman, dan elemen hijau lainnya dalam mendukung kualitas lingkungan.

    Area menuju tempat parkiran motor hingga ke area kolam tebing breksi masih tergolong sedikit dan jarang. Hal tersebut menjadikan area tebing breksi bagian bawah masih kurang memenuhi fungsi ekologis ruang terbuka hijau. Jenis pohon yang ditemui dari area menuju parkiran motor hingga kolam bawah hanya ditemui 5 spesies pohon, yaitu ketapang, ketapang kencana, akasia, pohon ara, dan cemara kipas. Namun spesies tersebut memiliki kondisi kesehatan tanaman yang sudah memenuhi syarat sebagai tanaman sehat. Selain memastikan fungsi ekologis, estetika, dan sosial juga perlu mengetahui arsitektur pohon.

    Arsitektur pohon merupakan salah satu ciri morfologi tumbubhan yang penting dalam pencarian masing-masing pohon. Arsitektur pohon dapat membantu mengetahui fungsi tiap jenis pohonnya. Oleh karena itu sifatnya konsisten maka model arsitektur pada tiap pohon dapat dijadikan data tambahan dalam membedakan dengan jenis pohon lain (Hendarso dkk., 2022). Area parkir motor pada tebing breksi belum banyak ditumbuhi jenis pohon. Jenis yang sesuai dengan area parkir yaitu pohon untuk mendukung fungsi ekologis, peneduh, dan estetika. Tanaman peneduh memiliki ciri growth form berupa pohon, lingkar batang minimal 10 cm dan tinggi batang ≤15 m dengan percabangan pertama 2 meter diatas permukaan tanah serta kanopi lebih dari 20.000 cm2. Hal ini merupakan kriteria yang dapat terpenuhi pada tanaman Terminalia catappa, Terminalia mantaly, dan Acacia auriculiformis saat fase dewasa.

    Ketapang (Terminalia catappa) dan ketapang kencana (Terminalia mantaly)  memiliki arsitektur pohon Aubreville yang berada di parkiran motor. Tanaman ini memiliki tajuk yang berbentuk pagoda yang membuat tanaman ini memiliki nilai estetika dan tanaman ini juga berfungsi sebagai peneduh. Pada Ketapang kencana, pohon dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 40 m dengan struktur cabang mendatar seperti susunan payung dan daun kecil rimbun, menjadikannya sangat efektif dalam memberikan teduhan yang luas dan merata. Tanaman seringkali ditujukan untuk mengurangi polusi pada suatu daerah karena ketahanannya yang tinggi terhadap polutan dan memiliki kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi sehingga udara disekitar pohon lebih sejuk dan bersih. Resistensi ketapang kencana ini juga berlaku terhadap cekaman kekeringan. Hal ini disebabkan karena tanaman ini mampu membentuk sistem perakaran yang sangat panjang dan kompleks (Repita & Vauzia, 2021).

    Sedangkan pada pohon ketapang memiliki ciri kanopi yang lebar, luas, dan mendatar (Marjenah et al., 2021). Daun pada pohon ini selain sebagai peneduh juga berfungsi sebagai estetika karena terjadi perubahan warna daun dari hijau ke merah atau kuning sebelum gugur. Ketinggian pohon ini bisa mencapai 25 meter dengan cabang batang yang mendatar dan terbentang ke berbagai sisi. Hal ini mampu memberikan teduhan yang efektif pada area yang luas. Tanaman ini juga tahan terhadap cuaca panas dan berfungsi untuk menurunkan suhu sekitar pohon, menyerap CO2, dan dapat digunakan sebagai tanaman penunjang estetika Pada area parkir tanaman ketapang sangat cocok karena sesuai dengan fungsinya. Maka dari itu keberadaan pohon ini harus dipertahankan. Namun, yang menjadi catatan ketika pohon ketapang ditanam adalah pembersihan buah dari ketapang yang jatuh.

    Acacia auriculiformis adalah jenis pohon dengan model arsitektur Troll. Akasia memberikan manfaat jasa ekosistem yang paling dominan di ruang terbuka hijau dari fungsi estetika, fungsi sebagai penyerap karbon, dan fungsi peneduh (Soimin., 2023). Acacia auriculiformis tumbuh setinggi 15 hingga 30 m dengan diameter batang hingga 60 cm (Haque et al., 2021). Pohon Acacia auriculiformis memiliki tajuk yang lebat dan lebar. Acacia auriculiformis dapat tumbuh secara cepat, mampu beradaptasi dengan mudah, dan memiliki daya tahan terhadap lingkungan yang tinggi seperti cekaman kekeringan (Zhang et al., 2021).

    Ara (Ficus carica) termasuk ke dalam keluarga ficus-ficusan yang pada dasarnya memiliki bentuk tajuk yang bulat lebar cocok untuk tumbuhan peneduh atau perindang. Namun, ara yang ada di dekat jembatan ditanam sebagai tanaman bonsai sehingga fungsi yang cocok untuk tanaman tersebut adalah estetika. Model arsitektur pohon ara sendiri adalah rauh (Mulya., 2021).

    Cemara kipas (Thuja orientalis) memiliki batang monopodial dengan pertumbuhan cabang yang menyebar membentuk tajuk yang lebar menyerupai kipas. Berdasarkan ciri morfologisnya, pohon cemara kipas termasuk ke dalam model arsitektur Attim. Model ni membuat pohon sangat cocok sebagai pohon peneduh, penahan angin, dan elemen estetika pada lanskap taman atau jalan. Namun, pohon cemara kipas yang terdapat di dekat kolam tebing breksi masih kecil. Jadi masih belum bisa dijadikan pohon penyusun untuk fungsi peneduh, hanya estetika saja.

    Tanaman penyusun yang memiliki fungsi peneduh dan sebagai penambah nilai estetika pada Tebing Breksi sudah sesuai, namun dapat dilakukan penambahan jumlah dan penambahan variasi tanaman yang digunakan. Tanaman tabebuya kuning (Handroanthus chrysotrichus)yang memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh dan juga sebagai tanaman penunjang estetika dapat ditambahkan sehingga meningkatkan kualitas lingkungan dan juga meningkatkan pariwisata berkelanjutan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amin, N. 2015. Tumbuhan peneduh di Hutan Kota Banda Aceh sebagai media pembelajaran biologi. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 3(1): 495-501.

    Haque, M. M., Ni, Y., Akon, A. S. M. J. U., Quaiyyum, M. A., & Jahan, M. S. 2021. A review on Acacia auriculiformis: importance as pulpwood planted in social forestry. International Wood Products Journal, 12(3): 194–205.

    Hendarso, S. A., Sulistiono, S., & Cintamulya, I. (2022). Arsitektur Percabangan Pohon Di Taman Kota Kediri. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P), 9(2), 113-122.

    Marjenah, Karyati, Sarminah, S., Syafrudin, M., Irwan, Aswar, A., & Ruardianto, I. 2021. The Role of Canopy Structure of Terminalia catappa Linn. on Decreasing Light Penetration and Ambient Temperature as Climate Change Mitigation. Wood Research Journal, 12(1): 35-40.

    Mulya, I. (2021). Profil Arsitektur Vegetasi Habitat Buceros Rhinoceros di Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Sebagai Referensi Mata Kuliah Ornithologi (Disertasi Doktor, UIN Ar-Raniry).

    Repita, R. & Vauzia. 2021. Morphological characteristics of ketapang (Terminalia cattapa L.) leaves at the location of the Andalas University Forest and Indarung Highway Padang City. Seminar Nasional Biologi, 1(2): 1568-1572.

    Soimin, M. (2023). ARSITEKTUR POHON PADA AREA RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Wana Lestari , 5 (02), 309-318.

    Zhang, G., Yu, Z., Teixeira de Silva, J. A., & Wen, D. 2021. Identification of aquaporin members in Acacia auriculiformis and functional characterization of AaPIP1-2 involved in drought stress. Environmental and Experimental Botany, 185.