ILMU PERTUKANGAN KAYU
Teknik atau rumus lama dalam ilmu pertukangan kayu tradisional antara lain, seperti pada penyambungan balok kayu dengan teknik amplopan (join), dimana di masing- masing ujung balok kayu yang akan bertemu dipotong bergerigi sedemikian rupa, dengan saat pemasangan adalah digeser dari samping hingga trep (pas tepat) saling bertautan setangkep dan menyisa satu lubang kecil di tengah pertautan, yang akan dipakai untuk pemasangan sindik (paku kayu/pasak) disitu, dengan fungsi mendistribusikan kekuatan kuncian merata menyebar ke arah keluar samping kiri kanan (atau, atas bawah), maka inilah rahasia sebenarnya dari kekuatan dan kekokohan struktur sambungan kayu tersebut. Asalkan sindik (paku kayu/pasak) ini masih awet, tidak keropos, maka struktur sambungan itu tetap kuat dan kokoh dalam jangka waktu yang sangat panjang Demikian juga, seperti pada pemasangan tiang saka, pelurusan balok kayu yang tidak lurus sempurna, dan masih banyak lagi, banyak menggunakan berbagai sebutan unik masing-masing, dimana itu sekaligus menggambarkan tiap-tiap rumus teknik yang diaplikasikan.
Ketrampilan teknik ini selain diajarin oleh para tetua tukang, juga belajar dari pengalaman pembongkaran rumah kayu kampung. “Ilmu pertukangan kayu niku namung nerasaken ilmu lawas. Sami mawon saking jaman riyen. Nggih meh sami ugi kados teng candi, watu-watune kan nggih ditata ngangge rumus cekel-cekelan kunci (interlocking, joint, etc)“.
Kirim Komentar
    
      
      
      
      
      
      
      
      
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin